MEDAN - Sikap arogansi kembali ditunjukkan salah seorang Pimpinan Anak Cabang (PAC) Pemuda Pancasila (PP) di Kota Medan. Kasus penganiayaan ini pun kini telah dilaporkan ke Polda Sumut.
Pelakunya diduga adalah Rahmadsyah Putra Tarigan, atau biasa disapa Joko Bibir. Sedangkan korbannya bernama Ferizal, warga Jalan Bromo, Medan.
Baca juga:
Anies Baswedan di Mata Seorang Surya Tjandra
|
Dalam laporannya, sesuai nomor STTLP/B/65/I/2024/SPJT/POLDA SUMUT, Ferizal mengaku kaget dengan peristiwa yang menimpanya. Sebab, Joko Bibir merupakan Ketua di salah satu Organisasi Kemasyarakatan (OKP) di daerahnya yang notabene atasan langsungnya sebagai Ketua PAC.
"Pada hari Minggu, saya mendapat telepon dari Sekjen Dony. Saya pikir panggilan itu untuk menghadiri rapat koordinasi seperti biasanya. Namun, saat saya sampai di kantor, saya langsung dipanggil masuk ke ruangan Joko Bibir dan pintu ruangan itu dikunci. Tanpa basa-basi, Joko Bibir langsung memukuli saya secara membabi buta, " kenang Ferizal.
Akibat serangan itu, Ferizal pitam. Pandangannya berkunang-kunang. Bahkan ia sempat tak sadarkan diri akibat penganiayaan tersebut.
"Setelah saya sadar, saya sudah berada di Rumah Sakit Mitra Sejati, " ungkap Ferizal.
Sementara, Istri Ferizal, Ai Kandaw menambahkan, "Saya melihat tiba-tiba suami saya terjatuh. Saya panik dan khawatir, akhirnya saya membawa Ferizal ke Rumah Sakit Sejati, " sebutnya.
Lanjutnya, karena sang suami masuk rumah sakit akibat penganiayaan, biaya perobatan pun tak dicover BPJS.
"Karena kami tidak memiliki uang untuk biaya pengobatan, saya akhirnya memindahkan suami saya ke RS Muhammadiyah Mandala, " ucap Ai.
Terpisah, Indika Radian, salah satu Ketua Ranting di Kecamatan Medan Area yang menjadi saksi peristiwa itu, menyatakan apa yang dilakukan Joko Bibir sangat tidak berprikemanusiaan.
"Saat itu, bukan hanya Feri yang dipukul, tapi saya juga menjadi korban pemukulan Joko Bibir. Kami tidak tahu apa kesalahan yang kami buat sehingga kami dituduh melakukan pengkhianatan, " cerita Indika.
Sementara, Joko Bibir yang coba dikonfirmasi awak media, mengaku kalau peristiwa tersebut tidak benar alias fitnah.
"Koordinasi ke bg amrizal aja, kuasa hukum saya, " sahut Joko Bibir.